Ber KURBAN untuk Kesuksesan

publisher

Updated on:

SABTU (17/6) hari ini, seluruh umat Islam se dunia akan merayakan Idul Adha yang bertepatan dengan tanggal 10 Zulhijjah 1445 Hijriyah. Menghadapi momen sakral tersebut, hari – hari ini masjid-masjid, surau – surau berhias menyambut hari besar Islam itu. Momen penting bagi umat Muhammad SAW itu  memiliki banyak pesan-pesan untuk kehidupan generasi milenial.

Jika ditelaah secara jauh, sesungguhnya Idul Qurban, kisah Ibrahim dan Ismail serta Prosesi Haji memiliki dimensi masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Dimensi masa lalu, bagaimana sejarah nabi Ibrahim AS yang rela mengorbankan anak kesayangannya Ismail demi menjalankan perintah Allah. Sedangkan dimensi masa kini, umat Rasulullah diperintahkan untuk melaksanakan Ibadah Haji dan berkurban bagi yang mampu. Lalu dimensi masa depan, yakni melalui prosesi haji, wukuf di Arafah, manusia diingatkan bahwa nanti semuanya akan dikumpulkan di Padang Masyar mendapat pengadilan Allah SWT.

Ketiga dimensi tersebut menjadi pelajaran bagi kita. Pada dimensi masa lalu, artinya ritual kurban adalah ibadah klasik yang diwariskan secara turun temuran hingga umat Rasulullah SAW. Pesan yang dapat diambil bahwa, dalam menjalani fase kehidupan ini hendaknya kita jangan pernah melupakan sejarah. Sejarah bangsa, para tokoh bangsa, dasar negara harus terus diingat. Jangan sampai jasa-jasa founding father yang telah mempersatukan Indonesia, terkoyak-koyak oleh ego sektoral, sifat individualis, dan selalu berburuk sangka kepada orang lain. Sejarah adalah pondasi untuk bertindak kekinian. Hal ini sesuai kaidah fiqh,  pemeliharalah (jaga) nilai atau ajaran lama yang baik, dan ambil nilai atau ajaran baru yang lebih baik.

Dimensi masa kini, yakni perintah Ibadah Haji dan berkurban mengandung pesan, bahwa kita, harus kuat. Baik kuat secara fisik maupun kuat secara material. Karena kuat fisik saja tidak cukup untuk mengerjakan ibadah haji, tapi juga harus kuat mental dan kuat finansial. Demikian juga dengan Ibadah Qurban, kuat secara ekonomi sangat dibutuhkan untuk menjalankan ibadah tersebut. Oleh karena itu kita diperintahkan untuk rajin berusaha meskipun hasilnya Allah yang menentukan. Agar supaya kita memiliki kemampuan dan kekuatan finansial untuk kemaslahatan umat.

Lalu dimensi masa depan, ditunjukkan dengan ritual ibadah haji wukuf di Arafah dengan pakaian ihram berwarna putih. Itu mengingatkan kita bahwa sejauh apapun melangkah, ingat jalan untuk kembali ke pada Allah. Karena semuanya akan dikumpulkan di Padang Masyar untuk mempertanggungjawabkan seluruh perbuatan yang dilakukan selama di dunia ini.

Dari semua itu, sesungguhnya pesan Idul Qurban yang penting adalah, bahwa kehidupan bisa berjalan, jika dijalani dengan kebersamaan. Nabi SAW diutus ingin berjuang bersama sama umatnya, untuk merasakan kenikmatan yang bersama-sama pula nantinya di surga. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing, susah sama ditanggung, senang sama dirasakan.  Dengan peringatan Idul Adha ini, tangga menuju kesuksesan itu ada di langit, jika kamu sayang kepada mahluk yang dibumi, maka yang dilangit memberikan suksesnya.

(Penulis adalah Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat (TAPM) Kemendes PDTT RI untuk wilayah Kabupaten Batanghari  dan Ketua DPW Forum BUMDes Indonesia Provinsi Jambi)