Tanpa Kawasan Industri, Jambi Sulit Maju

publisher

Updated on:

Rahman Usman

JAMBI – Tanpa kawasan industri, Provinsi Jambi akan sulit maju dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Sumatera ini. Hal ini disampaikan oleh Putera Mersam yang kini menjabat Sebagai Kepala Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kota Batam, Rahman Usman kepada media ini.

”Hari ini orang mau berinvestasi mau membangun pabrik disini, kawasan industrinya mana ? Harusnya itu yang disiapkan oleh pemerintah provinsi Jambi,” tegas mantan Kepala Jasa Raharja Batam ini.

Ketika kawasan industri ini sudah ada katanya, tinggal pemerintah mempromosikan Jambi ke investor investor agar mau berinvestasi. Dengan kondisi hari ini katanya, kawasan industri tidak punya, pelabuhan laut juga tidak ada, investor akan sulit datang ke Jambi. Meskipun ada, sebutnya, jumlahnya tidak akan banyak.

”Batam itu, punya 22 kawasan industri. Sehingga bisa menyerap tenaga kerja, dan memberikan multiplayer effect bagi pertumbuhan sektor ekonomi yang lain,” terang adik mantan Menteri Pariwisata Seni dan Budaya era Presiden Habibie, Marzuki Usman ini.

Rahman Usman usai menyampaikan materi dalam kegiatan pelatihan di Batam

Jika kedepan katanya, Provinsi Jambi ini memiliki kawasan industri maka barang-barang yang diekspor merupakan barang-barang jadi.  Dan tidak seperti hari ini, masih mengekspor CPO dan karet mentah.

”Jika kita punya kawasan industri, para investor bisa diajak untuk berinvestasi  berkolaborasi dengan BUMD dimana sebanyak 51 persennya sahamnya milik BUMD, dan bangun industri produk turunan dari sawit seperti minyak sayur, shampo dan lain-lain. Demikian juga dengan karet, nanti diajak investor membangun pabrik ban dan lain-lain, tapi memang syaratnya fasilitasnya lengkap,”  katanya.

Disebutkannya, untuk provinsi Jambi daerah yang potensial untuk dijadikan kawasan industri ini yakni kabupaten Muarojambi, Tanjungjabung Timur dan Tanjungjabung Barat. Mengingat daerah tersebut dekat dengan daerah perairan sebagai jalur transportasi industri. ”Dan sebaiknya dibuat pelabuhan yang menghadap ke selat Melaka, sehingga hasil industri bisa dengan muda diekspor,” tegasnya.

Selain itu, dia sendiri mengharapkan kepada kepala daerah di Jambi agar memenuhi fasilitas infrastruktur di provinsi Jambi ini. Bukan hanya infrastruktur fisik, tapi juga sumber daya manusia harus diperhatikan dengan baik. ”Untuk maju, SDM juga penting dibangun. Misalnya sekarang, Jambi akan dijadikan tujuan wisata, tour guade yang siap dengan bahasa asingnya mana ? Bandaranya siap tidak ? Travelnya ada tidak yang mempromosikan ? itu semua kan butuh SDM. Makanya butuh kerjasama dengan perguruan tinggi,” katanya.

Oleh karena itu, kedepan katanya, pemimpin Jambi ini haruslah orang yang mempunyai visi dan kekuatan lobi di pusat dan luar negeri. Karena pemimpin itu, sebutnya, harus bisa mencari dana-dana dari pihak luar. Mengingat, jika hanya mengandalkan APBD akan sulit membangun Jambi.

”Kan sumber dana pembangunan itu, ada APBD, APBN, dana hibah dan lain-lain. Nah untuk dana hibah ini perlu lobi ke luar negeri, dan itu sangat banyak,” sebutnya.

Pemimpin kedepan lanjutnya, tidak lagi berada dibelakang meja dan membuka acara. Tapi harus berusaha mencari investasi untuk sumber daya pembangunan. ”Untuk membuka acara dan mengurus pegawai, cukuplah wakil dan sekda,” tukasnya.

Dia bermimpi kedepan Jambi ini menjadi provinsi yang maju dan bisa bersaing dengan provinsi lain di Pulau Sumatera. ”Sekarang coba bandingkan indeks pembangunan SDM kita dengan Padang dan Sumsel, mana

yang lebih tinggi, kemudian  kualitas lulusan perguruan tinggi kita, kualitas kesehatan kita. Dan ini harus jadi roadmap dalam pembangunan Jambi kedepan,” tutur. (arm)