JAMBI – Siang tadi (11/12) sekitar pukul 13.30 WIB Wajah para dosen STAI Ahsanta Jambi terlihat sumbringah. Mereka berseliweran hilir mudik memasuki ruang Galeri Investasi Syariah STAI Ahsanta Jambi. Sementara kursi kursi yang berada di ruangan tersebut mulai diisi satu persatu oleh para mahasiswa STAI. ”Mana para mahasiswanya pak,” tanya salah seorang staf dari Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Jambi. ”Itu mbak,” ungkap dosen yang menunjuk mahasiswa yang sudah duduk di kursi.
Kesibukan siang tadi di kampus STAI Ahsanta Jambi memang cukup tinggi. Maklum, ada acara cukup penting yang dihadiri secara langsung oleh Manager PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Kriswitaluri. Selain itu juga, hadir Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Perwakilan Jambi yang diwakili Septarini Geminastitie, Head of Business Development PT Phintraco Sekuritas Jakarta, Ivan Chandra P, Kepala BEI Perwakilan Jambi, Fasha Fauziah dan Ketua STAI Ahsanta Jambi Dr dr Hj Nadiyah Maulana SPoG yang diwakili Wakil Ketua I STAI Ahsanta Jambi, Saidina Usman El Quraesy MFill. Acara yang cukup monomental itu yakni peresmian Galeri Investasi Syariah yang ketiga di Jambi, setelah UIN STS Jambi dan IAIN Kerinci.
Peresmian Galeri Investasi Syariah ini diawali dengan pengguntingan pita oleh Manager PT BEI, Kriswitaluri bersama Direktur Utama PT Phintraco Sekuritas diwakili Ivan, dan Ketua STAI Ahsanta Jambi diwakili Saidina Usman. Lalu acara dilanjutkan dengan rangkaian seremonial lainnya, dimulai dengan pembacaan ummul qur’an oleh ustadz Zulfajri, pembacaan Kalam Ilahi oleh Mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah STAI Ahsanta, Serly Oktavia, lalu sambutan-sambutan yang dimulai dengan sambutan Ketua STAI Ahsanta Jambi. Dalam hal ini diwakili oleh Wakil Ketua I, Saidina Usman.
Pada sambutannya, Usman mengharapkan keberadaan galeri investasi syariah (GIS) ini bisa dimanfaatkan semua civitas akademika. Dan GIS ini merupakan wahana tempat belajar dan berinvestasi bagi para mahasiswa STAI khususnya, dan masyarakat umumnya.
”Soal kehalal-an berinvestasi di bursa saham, itu sudah jelas dengan kata-kata Syariahnya. Dan ini tentu sudah melalui kajian akademis dan tidak diragukan lagi. Saya kira, GIS ini bukan hanya untuk belajar mahasiswa, tetapi juga untuk para dosen disini, bagaimana cara berinvestasi di bursa saham,” ucap alumni UTM Malaysia ini.
Disamping itu lanjutnya, kampus ini memiliki prospek perkembangan kedepan yang cukup baik. Meski baru 9 tahun berdiri, STAI Ahsanta Jambi tidak berapa lama lagi akan beralih status menjadi Institut Agama Islam Muhammad Azim. Dan dari banyak STAI yang ada di Jambi katanya, STAI Ahsanta mendapat kesempatan berubah status menjadi IAI Muhammad Azim. Dan perkembangan proses alih status tersebut lanjutnya, sudah sampai ke Sekjen Kementerian Agama RI. ”Dibawah binaan bapak Wakil Walikota Jambi, bapak Maulana, kampus ini akan terus berkembang kedepannya, bahkan akan menjadi universitas. Keberadaan GIS ini tentu akan menunjang searah dengan perkembangan kampus kedepan,” ucap putra Merangin yang juga Ketua PW Lazis NU Provinsi Jambi ini.
Sementara itu, Ivan dari PT Phintraco Securitas menyampaikan, untuk berinvestasi dan memiliki saham hari ini sangat mudah dan murah. Seseorang yang ingin menabung saham cukup merogoh kocek Rp. 100.000 rupiah. ”Bayangkan kalau kita ingin memiliki saham Garuda, 1 lot cukup modal kisaran Rp. 40.000 – 50.000 rupiah. Jika kita selama ini hanya menikmati pelayanan pesawat Garuda, dengan modal yang demikian, kita sudah bisa mempunyai kepemilikan atas saham Garuda,” terangnya.
Sedangkan Manager PT BEI, Kriswitaluri menyampaikan berinvestasi sangatlah penting untuk hari tua. Saat ini lanjutnya, berinvestasi tidak sesulit dulu. Jika dulu untuk berinvestasi di bursa saham butuh uang Rp. 25 juta. Tetapi hari ini, dengan modal Rp. 100.000, semua orang bisa berinvestasi di pasar modal.
”Dan jumlah 1 lot pun semakin berkurang. Dulu 1 lot sebanyak 500 saham, sekarang hanya 100 lembar saham. Makanya, jika mau berinvestasi saham di perusahaan Garuda misalnya sudah cukup murah,” terangnya.
Keberadaan galeri investasi ini lanjutnya, diharapkan bisa meningkatkan jumlah investor di pasar saham di Indonesia, khususnya yang berasal dari Jambi. Selama ini lanjutnya, banyak orang asing yang berinvestasi di bursa saham Indonesia. ”Masak kita jadi penonton saja, dan lebih dari 70 persen saham yang diperdagangkan di Bursa Efek adalah saham syariah,” tandasnya. Pada peresmian Galeri Investasi Syariah ini juga dilakukan MoU antara STAI Ahsanta dan PT BEI serta PT Phintraco Securitas. Dan acara diakhiri dengan do’a. (arm)