SEMBILAN puluh persen pintu rezeki ada pada dunia perdagangan atau bisnis. Oleh karena itu sangatlah sayang, ketika umat Islam tidak memanfaatkan peluang ini. Rasulullah sendiri sejak umur 12 Tahun telah mulai berbisnis dengan membawa barang dagangan milik pamannya Abi Thalib. Seiring dengan bertambah usianya, Rasulullah membawa barang dagangan milik seorang pengusaha kaya, Siti Khodijah.
Rasulullah telah mencontohkan bagaimana memulai bisnis tanpa modal. Modal terbesarnya adalah akhlak yang mulia. Karena kejujurannya, beliau dipercaya membawa dagangan hingga keluar kota Mekkah.
Rasulullah SAW menjadikan bisnis sebagai ladang surga. Makanya suatu ketika ada seorang sahabat yang mengadu ke Rasulullah SAW tentang perbedaan bisnis yang dijalankan sahabat dengan orang Yahudi. Kata sahabat kalau orang yahudi sering mengurangi takaran, sementara dirinya tidak. Setiap orang membeli satu kilo kurma akan ditakar 1 Kg. Lalu Rasulullah bersabda “Cara seperti itu masih salah, yang benar, lebihkan takaran timbangan, setiap kamu berjualan,’’.
Dilain kesempatan beliau juga bersabda “ Sesungguhnya diantara dosa-dosa itu ada yang tidak dapat terhapus dengan puasa dan sholat. Lantas sahabat bertanya, apakah yang dapat menghapusnya wahai Rasulullah ? Beliau menjawab, “Bersusah Payah Mencari Nafkah,’’.
Dalam berbisnis Rasulullah juga selalu menjual barang yang bersifat bagus. Beliau tidak pernah menjual barang cacat yang akan merugikan pembeli. Karena beliau menerapkan prinsip jujur dan menjaga kepercayaan konsumen. Makanya, Rasulullah sendiri mengharamkan orang menukarkan barang kualitas buruk dengan barang berkualitas baik. Meskipun kuantitasnya berbeda.
Sikap lain Rasulullah dalam berbisnis yakni pandai bersyukur dan berterima kasih. Makanya suatu ketika ia bersabda “Siapa-siapa yang berterima kasih kepada manusia, sama saja dengan bersyukur kepada Allah SWT,’’. Dalam pepatah arab disebutkan, barang siapa yang menyayangi makhluk di bumi, nanti akan disayangi oleh Allah azza wajallah. Makanya Rasulullah SAW pernah bersabda “Bayarlah upah sebelum keringat pekerja mengucur,’’.
Secara umum, Rasullullah juga membekali kita dengan empat sifat dalam berbisnis. Yakni sidiq yakni jujur kepada Allah. Kemudian, amanah, jujur kepada manusia. Lalu ketiga Tabligh yakni bisa melobi dan keempat Fathonah yakni cerdas dan cermat dalam mengambil keputusan.
(Penulis adalah Dosen UIN STS Jambi)