Ramadhan, Kado Terindah

publisher

Updated on:

BULAN yang penuh limpahan pahala kini telah datang menyapa kita. Bulan ini adalah cahaya bagi kehidupan ummat Muhammad SAW. Berbagai bonus pahala atas amalan yang kita kerjakan diberikan Allah SWT. Itulah bekal untuk menuju kehidupan yang penuh keabadian di yaumil akhir nanti.

Ramadan menjadi bulan yang ditunggu oleh umat Islam. Bulan ini adalah momen memperoleh aneka pahala yang diperuntukkan bagi umat yang mau berusaha. Setiap prilaku  menjadi ibadah, setiap doa di  ijabah, dan setiap sedekah berbuah berkah. Sungguh pun begitu, ekstra hadiah tersebut memang tidak diperoleh secara gratis, namun mesti lewat kesadaran dan perjuangan serta keikhlasan.

Meskipun banyak orang yang berpuasa, terkadang  cuma mendapatkan lapar dan dahaga saja. Tapi hanya yang berpuasa penuh keimanan dan keikhlasanlah yang dapat menu ampunan. Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang berpuasa ramadan dengan penuh keimanan dan keikhlasan niscaya akan diampuni segala dosanya yang telah lalu” (HR. Imam Nasa’i, Ibn Majah, Ibn Hibban, dan Baihaqi).

Puasa ini  bukan hanya amalan ummat Muhammad SAW saja. Tapi juga diamalkan oleh Nabi-nabi terdahulu. Menurut Tafsir Ibnu Katsir, Nabi Adam a.s. berpuasa selama tiga hari tiap bulan sepanjang tahun. Demikian juga menurut  penjelasan Ibnu Majah yang menyebutkan, “Puasa Nabi Nuh itu setahun penuh, kecuali dua hari raya.” Lalu, Nabi Ibrahim AS juga berpuasa ketika ia dilemparkan ke dalam api atas perintah Raja Namrudz saat itu. Nabi Musa AS juga melakukan ritual puasa ketika sedang bermunajat di Gunung Tursina selama 40 hari. Begitu pula dengan Nabi Yusuf AS ketika saat menjalani masa tahanan akibat difitnah berbuat tidak senonoh dengan Zulaikha juga melakukan puasa. Nabi Yunus AS  saat berada dalam perut ikan paus juga berpuasa. Meskipun berusia tua, Nabi Syuaib sendiri tak pernah lupa melakukan ritual puasa. Nabi Ayub yang diuji dengan banyak musibahpun menjadikan puasa sebagai wahana mendekatkan diri kepada Allah. Nabi Daud AS berpuasa secara tersistem, yakni selang satu hari berpuasa dan sehari kemudian tidak.

Yang jelas, puasa Ramadhan merupakan kado terindah kepada kita semua. Makanya, Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kami agar bertakwa” (QS. Al-Baqarah: 183). Akhirnya mari kita isi Ramadhan ini dengan ibadah wajib dan sunnah, agar kita mendapat bonus pembebasan dari Api Neraka yang panasnya 69 kali api dunia itu. Marhaban ya Ramadhan, Selamat Berpuasa, mohon maaf atas segala kata dan tingkah yang menyakitkan hati dan jiwa.

(Penulis adalah Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat  Kabupaten Batanghari yang juga Ketua DKW Laskar Santri Nusantara Provinsi Jambi)