SUNGAI Batanghari, sungai terpanjang di Sumatera, pernah menjadi simbol kebanggaan bagi masyarakat Jambi. Di masa lalu, seikit bernostalgia, saya dan kawan-kawan menjadikan Sungai Batanghari tempat bermain dan bahkan meminum airnya secara langsung karena kejernihan dan terjamin kesehatannya.
Namun, saat ini, Sungai Batanghari mengalami krisis salah satunya akibat terpapar merkuri dari penambangan emas ilegal yang dilakukan tanpa izin (PETI). Tidak sehat dan beracun.
Dulu, sungai ini menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat, berfungsi sebagai jalur transportasi air yang vital. Namun, ironisnya, kini airnya keruh dan beracun, mengancam ekosistem dan kesehatan warga sekitar. Perlu langkah nyata dan tanggap dari pemerintah untuk mengatasi masalah ini.
Tindakan tegas terhadap para penambang emas ilegal di DAS Batanghari menjadi langkah penting untuk mengatasi masalah kerusakan lingkungan dan pencemaran yang diakibatkan oleh aktivitas mereka.
Pemerintah harus meningkatkan pengawasan dan patroli di sekitar DAS Batanghari untuk mengidentifikasi dan menghentikan aktivitas penambangan ilegal secara dini. Dalam hal ini, aparat keamanan, termasuk kepolisian dan aparat lingkungan hidup, harus bekerja sama secara terpadu.
Selain tindakan represif, pemerintah juga perlu meningkatkan edukasi dan kesadaran tentang dampak negatif dari penambangan ilegal bagi lingkungan dan masyarakat. Kampanye kesadaran dapat dilakukan untuk mengajak masyarakat berperan aktif dalam melindungi DAS Batanghari.
Salah satu cara untuk mengembalikan Sungai Batanghari adalah dengan memulihkan fungsinya sebagai jalur transportasi air yang efisien. Dengan mengoptimalkan pelayanan transportasi sungai, masyarakat dapat kembali menggunakan sungai ini untuk mobilitas dan transportasi barang, mengurangi tekanan pada jalan darat yang sering macet.
Tak hanya itu, potensi wisata Sungai Batanghari juga harus dimanfaatkan dengan maksimal. Dengan mempromosikan sungai ini sebagai destinasi wisata, masyarakat lokal bisa mendapatkan manfaat ekonomi dari pariwisata, sementara para pengunjung dapat menikmati keindahan alam dan budaya yang ditawarkan.
Dalam upaya mengembangkan potensi wisata sungai, kegiatan-kegiatan tahunan seperti Kenduri Swarnabhumi dan lomba pacu jalur bisa menjadi magnet wisatawan. Acara-acara tersebut tak hanya mengundang partisipasi lokal, tetapi juga dapat menarik perhatian wisatawan dari berbagai daerah, bahkan mancanegara.
Namun, perlu diingat bahwa semua upaya ini tidak akan berhasil tanpa komitmen dan aksi nyata dari pemerintah, khususnya Pemerintah Provinsi Jambi. Normalisasi sungai harus menjadi prioritas untuk mengembalikan keseimbangan ekosistem dan menyehatkan kembali air Sungai Batanghari. Langkah-langkah pengendalian penambangan emas ilegal juga harus ditingkatkan agar kerusakan lingkungan dapat diminimalisir.
Selain itu, kerjasama dengan para pihak terkait seperti LSM lingkungan, komunitas lokal, dan sektor swasta juga sangat penting untuk mendukung rehabilitasi Sungai Batanghari. Dengan bekerja sama, upaya pengembangan sungai sebagai sumber kebanggaan masyarakat Jambi dapat lebih efektif dan berkelanjutan.
Akhirnya, Pemerintah Provinsi Jambi harus memberikan perhatian serius dan tindakan konkret untuk mengatasi masalah Sungai Batanghari. Jika kita benar-benar bangga dengan Sungai Batanghari, maka jangan diabaikan.
Dengan menjaga kebersihan dan kelestarian sungai ini, bukan hanya kebanggaan masyarakat yang akan diangkat, tetapi juga ekonomi lokal yang dapat berkembang melalui pariwisata. Semoga Sungai Batanghari kembali menjadi aset berharga dan dihargai sebagai salah satu kekayaan alam Indonesia yang patut kita jaga dan nikmati Bersama. Semoga#- (Penulis adalah pengamat sosial dan politik)