Dinamika politik terus bergerak, detik demi detik perubahannya tak dapat dielak. Segala upaya terus dilakukan para calon kandidat kepala daerah demi dukungan masyarakat, namun, dilain sisi dukungan parpol tak bisa ditinggalkan karena itu mutlak sebagai syarat.
Terhitung Empat Puluh Lima hari dari terbitnya tulisan ini, KPU akan membuka secara resmi pendaftaran calon kepala daerah. Dalam PKPU Nomor 1 Tahun 2020 telah dijelaskan persyaratan untuk pasangan paslon yang ingin mendaftar ialah mereka yang telah mengantongi dukungan sebanyak akumulasi 20 persen jumlah kursi atau akumulasi 25 persen jumlah suara. Dua opsi ini dapat dilakukan tanpa koalisi atau melalui gabungan partai politik.
Satu bulan setengah bukanlah waktu yang panjang dalam menyatukan visi misi membuat team untuk bertarung, segala taktik dan strategi terus dilakukan calon kandidat untuk dapat kepercayaan dan legitimasi partai pengusung.
Pilkada ini bukan hanya gelanggang bagi para calon kandidat, namun ini juga momentum bagi partai politik untuk menguji kepiawaiannya dalam memilih dan mengusung jagoan yang dapat memenangkan perhelatan kedepan.
Bagaimana tidak, sedikit banyak hal tersebut akan berdampak pada pileg 2024 mendatang, eksistensi parpol akan dipertaruhkan.
Kendati demikan, pada kenyataannya masih ada oknum parpol yang berfikir pendek, kong kali kong terus dilakukan, perjanjian politik praktis yang terkesan pragmatis kadang dikerjakan, manuver demi manuver tak henti dilancarkan.
Surat rekomendasi adalah jurus pamungkas parpol sebagai bahan tawar menawar kepada calon kandidat, bahkan mereka tak segan-segan mengirimkan kader-kadernya untuk “bermain mata” dengan calon kandidat lain agar dapat memantau posisi dan peranan yang lebih strategis.
Tak sedikit parpol terbuai dengan arus politik yang ada, perpecahan pun bisa terjadi di tubuh partai karena tidak selarasnya keinginan dan kepentingan pimpinan dan para kadernya. Namun, ini bisa saja sekedar taktik semata yang sengaja diciptakan parpol agar bisa “bercumbu” dengan berbagai calon kandidat, sebelum ijab kabul yang dituangkan dalam rekomendasi dimuat.
Kembali ke laptop (hehehe), hal ini sah-sah saja dalam dunia politik, segala siasat akan selalu dilakukan agar bisa berada diposisi yang tepat. Para calon kandidat mesti jeli membaca ini, jangan sampai terjebak dan tersandera dalam perundingan yang semu, yang pada akhirnya akan merepotkan pada pergerakan selanjutnya.
Kita berharap parpol bisa menjaga kepercayaan masyarakat yg telah menghantarkan kader-kader terbaiknya ke gedung DPR untuk berani memperjuangkan tujuan utama yaitu kepentingan umum masyarakat, untuk mengusung putra daerah yang memiliki kompetensi yang nantinya akan memberikan manfaat, bukan sekedar mencari keuntungan yang singkat.