Penulis: Siti Jamilah Samaz dan Mega Wati
Pendidikan memiliki peranan penting dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Pemerintah Indonesia meluncurkan Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk mendukung kegiatan tersebut. BOS adalah salah satu kebijakan penting yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia untuk mendukung pembiayaan pendidikan di tingkat dasar dan menengah.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan akses dan mutu pendidikan dasar. Melalui program ini, dana operasional disalurkan langsung ke sekolah-sekolah untuk memenuhi berbagai kebutuhan pendidikan. Secara teoritis, program ini mendukung konsep equity in education, yang menekankan pentingnya alokasi sumber daya pendidikan secara adil untuk semua kelompok masyarakat (UNESCO, 2019).
Dana BOS telah memberikan kontribusi nyata terhadap penurunan angka putus sekolah. Adapun jumlah dana yang diluncurkan pemerintah kepada setiap siswa di Jambi sebagai berikut: Rp800.000,00 untuk siswa SD, Rp1.300.000 untuk siswa SMP, dan Rp3.300.000 untuk siswa SMA (pip.kemendikbud.2024). Dana tersebut mampu mempertahankan siswa dari keluarga tidak mampu untuk tetap bersekolah (Wahid et al.2021). Dana ini sering kali digunakan untuk meringankan biaya seperti seragam, buku, dan kegiatan ekstrakurikuler, sehingga mengurangi hambatan finansial bagi orang tua siswa. Selain itu, manfaat lain dari BOS adalah peningkatan kualitas fasilitas dan proses pembelajaran. Kartikasari (2022) mencatat bahwa sekolah dengan kepala sekolah yang terlatih dalam manajemen keuangan cenderung lebih efektif menggunakan dana BOS untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, seperti pengadaan alat peraga dan buku pelajaran.
Meski manfaatnya besar, program BOS masih menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah ketidakmerataan distribusi dana.
Rasyid dan Purnama (2023) menunjukkan bahwa pendekatan alokasi berbasis jumlah siswa sering kali tidak relevan bagi sekolah kecil di daerah terpencil. Sekolah-sekolah ini sering kali menerima dana yang tidak mencukupi kebutuhan mereka, sementara sekolah besar di perkotaan mendapatkan alokasi yang lebih besar dari kebutuhan sebenarnya.
Transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana juga menjadi perhatian. Husna et al. (2023) menemukan bahwa kurangnya sistem pengawasan dan pelaporan yang efektif membuka peluang penyalahgunaan dana.
Namun, penerapan sistem digital berbasis teknologi untuk pelaporan keuangan telah terbukti meningkatkan akuntabilitas dan mendorong kepercayaan publik terhadap program BOS.
Bagaimana kita memastikan efektivitas BOS di Jambi? tentu ada beberapa langkah strategis yang perlu diambil untuk memastikan efektivitas BOS di Jambi. Pertama, pengelolaan dana harus berbasis kebutuhan lokal, bukan hanya jumlah siswa, agar sekolah-sekolah kecil di daerah terpencil mendapatkan alokasi yang memadai. Kedua, pemerintah harus menyediakan pelatihan manajemen keuangan secara menyeluruh bagi kepala sekolah dan bendahara untuk memastikan penggunaan dana yang optimal. Ketiga, implementasi sistem digital untuk transparansi pengelolaan dana perlu diperluas (Husna et al. 2023).
Setelah menelaah berbagai sudut pandang, penulis berkesimpulan bahwa Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) telah memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan akses dan mutu pendidikan di Jambi, terutama bagi siswa dari keluarga kurang mampu, dengan alokasi dana yang digunakan untuk meringankan biaya pendidikan.
Namun efektivitasnya masih menghadapi tantangan, seperti ketidakmerataan distribusi dana dan kurangnya akuntabilitas pengelolaan. Adapun cara mengatasi hal tersebut yaitu sekolah harus dilatih dalam manajemen keuangan, diterapkan pengelolaan berbasis kebutuhan lokal, dan menggunakan sistem digital untuk memastikan bahwa dana digunakan dengan benar.
(Penulis adalah mahasiswa prodi Tadris Matematika Semester 5 UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi).