JAMBI, berjambi.com – Utsman bin Affan mungkin sudah tak asing bagi umat Islam. Khalifah ke-3 Islam di masa Khulafaur Rasyidin ini merupakan salah satu sahabat Rasulullah SAW yang paling masyhur.
Utsman bin Affan juga merupakan salah satu sahabat terkaya Nabi. Sahabat nabi berjuluk Dzun Nurrain (Pemilik Dua Cahaya) ini memiliki harta kekayaan mencapai triliunan jika diakumulasikan ke dalam mata uang rupiah.
Bahkan angka tersebut terus bertambah hingga hari ini. Pria kelahiran 576 masehi ini terkenal sebagai seorang pedagang ulung, sesuai statusnya sebagai keturunan suku Quraisy.
Lewat berdagang, Utsman dikaruniai pundi-pundi kekayaan oleh Allah SWT. Menurut kitab al-Bidayah wa an-Nihayah karya Ibnu Katsir, disebutkan Utsman memiliki uang 151 ribu dinar dan seribu dirham.
Saat meninggal, Utsman mewariskan banyak tanah, unta lebih dari seribu ekor, dan harta peninggalan sebesar 30 juta dirham dan 150 ribu dinar. Jika diakumulasikan, total kekayaan Utsman mencapai lebih dari Rp 2,5 triliun.
Uniknya, angka tersebut tidak bersifat statis karena masih berkembang hingga sekarang. Utsman yang telah wafat beribu tahun lalu ternyata masih memiliki akta tanah dan ‘rekening’ yang kini masih aktif.
Rekening atas nama Utsman bin Affan tersebut kini dikelola oleh Kementerian Wakaf Pemerintah Arab Saudi. Sebagian rekening tersebut pun sempat dialokasikan untuk membangun sebuah hotel bintang lima.
Hotel itu bernama Hotel Utsman bin Affan, berada di wilayah dekat Masjid Nabawi. Hotel inipun berpotensi menghasilkan hingga Rp 150 miliar per tahun. Setiap tahunnya, jumlah rekening tersebut terus bertambah.
Hebatnya, sebagian dari harta-harta tersebut masih rutin dibagikan kepada fakir miskin, upah pengelola, serta ditabung kembali. Bagaimana itu bisa terjadi?
Semuanya bermula ketika Madinah dilanda kekeringan. Kebetulan saat itu terdapat sebuah sumur dengan air berlimpah di sana, hanya saja pemilik sumur tersebut adalah orang Yahudi.
Pemilik sumur tersebut mematok harga mahal bagi umat Islam yang ingin menimba air di sana.
Lantas, Nabi SAW lewat sabdanya menyeru ke pada sahabatnya agar ada yang bersedia menyisihkan hartanya untuk membebaskan dan mewakafkan sumur bernama sumur Bi’ru tersebut agar dapat digunakan untuk kepentingan umat Islam secara suka rela.
Saat itulah Utsman keluar untuk membeli sumur milik orang Yahudi tersebut dengan harga 38 ribu dirham. Akhirnya sumur tersebut pun dapat digunakan secara gratis oleh umat Islam.
Seketika, sumur tersebut pun menjadi sering dikunjungi sehingga Utsman tergerak untuk mengembangkan tanah di sekitar sumur tersebut. Alhasil, ia mendirikan sebuah perkebunan kurma yang besar.
Hingga kini, kompleks perkebunan kurma tersebut masih ada dan sudah ditumbuhi sekitar 1.550 pohon dan dikelola oleh Kementerian Pertanian Arab Saudi. Hasil dari perkebunan tersebut sebagian disedekahkan kepada yang membutuhkan, hasil sisanya masuk ke rekening Utsman bin Affan.
Kedermawanan Utsman yang hingga kini masih terasa tersebut memang sudah biasa dilakukannya sejak ia masih hidup. Pernah saat meletusnya Perang Tabuk, ia menyumbangkan 950 ekor unta, 50 ekor kuda, dan uang 1.000 dinar emas untuk kebutuhan perang umat Islam.
Jika dikonversikan secara keseluruhan, angka tersebut dapat mencapai Rp75,6 Miliar untuk zaman sekarang. Pernah pula pada masa kekhalifahan Abu Bakar, Arab sedang terancam kelaparan akibat rusaknya panen gandum.
Untuk itu, Utsman menyumbang 500 ton gandum untuk orang miskin di Arab. Di zaman sekarang, angka tersebut setara dengan Rp35 Miliar.
Masih banyak lagi riwayat-riwayat yang mengisahkan kekayaan serta kedermawanan Utsman bin Affan. Namun pada intinya, seluruh kekayaannya tersebut selalu ia gunakan untuk kepentingan dakwah Islam dan kemaslahatan umat.
SUMBER : https://www.ocbc.id/